Kamis, 01 Maret 2012

Manusia Purba


Laporan Fosil Manusia Purba
Yang Ditemukan Di Indonesia

          Manusia Pertama diperkirakan muncul pada zaman pleistosen bawah, kurang lebih 600.000 tahun sampai 300.000 tahun yang lalu.

            Di Indonesia, peninggalan fosil manusia purba sebagian besar ditemukan di Pulau Jawa, terutama Jawa Tengah & Jawa Timur. Berikut beberapa fosil yang berhasil ditemukan di Indonesia :


No
Tahun Penemuan
Penemu
Tempat Penemuan
Nama fosil
1
Tahun 1936-1941
Ralph Von Koeningswald
Sangiran (Kabupaten Sragen, Jawa Tengah)
Meganthoropus paleojavanicus
2
Tahun 1936
Weidenreich & Ralph Von Koeningswald
Perning, Mojokerto, Jawa Timur

Pithecanthropus mojokertensis

3
Tahun 1891
Eugene Dubois
Desa Trinil, lembah Bengawan Solo, Jawa Tengah
Pithecanthropus erectus
4
Tahun 1931-1933
Ter Haar, Oppenoorth, & Ralph Von Koeningswald
Desa Ngandong, lembah Bengawan Solo
Pithecanthropus soloensis
5
Tahun 1889
Van Reictshotten
Desa Wajak, Tulungagung
Homo wajakensis
6
-
Van Reictshotten
-
Homo sapiens
7
Tahun 1939
GHR von Koeningswald
Desa Trinil
Pithecanthropus robustus

          Selain di Indonesia, jejak manusia purba juga ditemukan di tempat-tempat lain, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Penemuan ini sangat membantu para ahli dalam mencari dan mempelajari jejak manusia purba dan kebudayaannya baik di Indonesia maupun di dunia.


Laporan Ciri-ciri Biologis
Manusia Purba Di Indonesia


Perkembangan bilogis atau fisik manusia berkaitan erat dengan terjadinya proses evolusi manusia. Proses evolusi biologis merupakan proses perubahan secara berangsur-angsur dalam jangka waktu lama yang berkaitan dengan sikap tubuh dan cara bergerak, perubahan fungsi bagian tertentu tubuh manusia, perubahan bentuk dan volume kepala, perkembangan fungsi alat indera terutama hidung dan mata. Berikut beberapa penjelasan mengenai perubahan biologis fungsi & bentuk tubuh manusia :

a.       Sikap tubuh dan cara bergerak
Satu hal penting yang menunjukkan adanya evolusi dikaitkan dengan sikap tubuh dan cara bergerak ini sikap berdiri tegak. Menurut para ahli evolusi, proses menuju sikap berdiri tegak diawali dari kemampuan duduk tegak, berlari tegak, berjalan tegak dan terakhir dengan berdiri tegak untuk waktu yang lama. Dalam proses ini terjadi perubahan struktur pada bagian tulang belakang manusia, berpindahnya titik berat badan pada bagian bawah badan yang memiliki kemampuan untuk menopang berat badan secara keseluruhan. Disamping tulang belakang, tulang-tulang tungkai, tulang paha, tulang kering, tulang jari kaki juga semakin kuat untuk menopang badan.
b.       Perubahan fungsi bagian tertentu tubuh manusia
Fungsi jari kaki mengalami reduksi oleh karena tidak lagi dipakai lagi untuk mencengkeram, tetapi lebih pada untuk berpijak. Akibat kemampuan berdiri tegak, maka tangan tidak lagi berfungsi sebagai penunjang badan. Bagian lengan seluruhnya dapat bergerak leluasa, sehingga lebih mudah menggunakan tangan untuk menggenggam dan pekerjaan-pekerjaan cermat lainnya. Evolusi tangan kemudian berpengaruh terhadap evolusi budaya. Karena fungsi tangan tidak lagi sebagai penunjang badan, dan sebaliknya dapat bergerak bebas maka tangan memiliki kemampuan memakai, membawa, membuat alat dan banyak aktivitas lainnya.
c.       Evolusi kepala
Kepala atau tengkorak terdiri dari tengkorak bagian muka dan tengkorak otak. Oleh karena itu evolusi kepala berhubungan erat dengan evolusi muka, sebagai bagian paling atas sistem pencernaan dan pernafasan serta volume otak. Evolusi muka diantaranya berkaitan dengan struktur otot-otot muka, geraham, gigi, rahang, kening, dagu, tulang pipi dan otot tengkuk. Sementara yang berkaitan dengan evolusi otak, berkaitan dengan besar atau volume otak dan struktur otak. Pembesaran volume otak itu tentu saja berpengaruh terhadap bentuk tengkorak (meninggi, membulat ke muka, samping dan belakang). Disamping itu evolusi volume otak tentu juga berpengaruh terhadap evolusi budaya.
d.      Evolusi alat pembau (hidung)
Peranan alat pembau menjadi berkurang. Hal ini berakibat pada perubahan rongga hidung yang tidak lagi menghadap ke depan dan bagian otak yang berhubungan dengan pembauan mengalami reduksi.
e.       Evolusi alat penglihat (mata)
Berlawanan dengan alat pembau yang mengalami reduksi, alat penglihat menjadi lebih sempurna baik dalam hal struktur maupun fungsi ketajaman melihat.

Perubahan biologis tersebut di atas secara keseluruhan berpengaruh terhadap perkembangan bio-sosial (manusia sebagai makluk sosial) yang mencakup kemampuan pembuatan alat, organisasi sosial dan komunikasi dengan bahasa.   


           

















Kronologis Perkembangan Biologis Manusia Purba
Terprimitif-Termodern


a. Meganthropus paleojavanicus

Meganthropus paleojavanicus (manusia besar tertua dari Jawa) adalah jenis manusia purba yang paling tua (primitif) yang pernah ditemukan di Indonesia (Jawa). Fosil Meganthropus paleojavanicus pertama kali ditemukan oleh arkeolog, von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di situs Sangiran pada formasi Pucangan. Fosil yang ditemukan antara lain berupa fragmen tulang rahang atas dan bawah serta sejumlah gigi lepas. Hingga saat ini Meganthropus dikategorikan sebagai jenis manusia purba yang terpisah (berbeda) dari Homo erectus.
Berdasarkan hasil penemuan fosil-fosilnya para ahli menyimpulkan bahwa Meganthropus paleojavanicus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  Hidup pada masa Pleistosen awal
  Memiliki rahang bawah yang sangat tegap dan geraham yang besar
  Memiliki bentuk gigi yang homonim
  Memiliki otot-otot kunyah yang kuat
  Bentuk mukanya masif dengan tulang pipi yang tebal, tonjolan kening yang mencolok dan tonjolan belakang kepala yang tajam serta tidak memiliki dagu.
  Memakan jenis tumbuh-tumbuhan

b. Pithecanthropus
Pithecanthropus (manusia kera) adalah jenis manusia purba yang fosil-fosilnya paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus pertama kali ditemukan oleh arkeolog dari Belanda, Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil, Ngawi berupa atap tengkorak dan tulang paha. Berdasarkan temuannya tersebut Dubois menamainya dengan Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berdiri tegak). Disamping Pithecanthropus erectus jenis Pithecanthropus lainnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus robustus (manusia kera yang besar), dan Pithecanthropus mojokertensis (manusia kera dari Mojokerta).
Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, Pithecanthropus memiliki ciri berikut:

  Pithecanthropus hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah (1 juta hingga 1,5 juta tahun silam)
  Tinggi badan sekitar 168 – 180 cm dengan berat badan rata-rata 80 – 100 kg
  Berjalan tegak
  Volume otaknya sekitar 775 cc – 975 cc
  Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata
  Bentuk tubuh dan anggota badan tegap
  Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
  Bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
  Bentuk kening yang menonjol sangat tebal
  Bentuk hidung tebal
  Tidak memiliki dagu
  Bagian belakang kepala tampak menonjol
 
c. Homo Sapiens
Diantara fosil yang berhasil ditemukan di Indonesia adalah jenis Soloensis (dari Solo) dan Wajakensis (dari Wajak, Mojokerto). Secara umum Homo Sapiens memiliki ciri yang lebih progresif dibanding Pithecantropus.
Secara khusus ia memiliki ciri-ciri berikut:

  Volume otak bervariasi antara 1000 – 1450 cc
  Otak besar dan otak kecil sudah berkembang (terutama pada bagian kulit otaknya)
  Tinggi badan sekitar 130 – 210 cm dengan berat badan rata-rata 30 – 150 kg.
  Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi
  Otot tengkuk mengalami penyusutan
  Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
  Berjalan dan berdiri tegak sudah lebih sempurna

            Dari beberapa penjabaran diatas mengenai ciri biologis, sudah dapat disimpulkan bahwa dari masing-masing periode kehidupan manusia, memiliki ciri fisik yang berbeda sesuai dengan cara hidup manusia purba pada zamannya.











Tinjauan Al-Qur’an Tentang Manusia

A.    Kejadian Manusia dalam Al-Qur’an

            Masalah kejadian manusia yang sejak abad ke-19 selalu mendapat perhatian penting pada saat ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat sehingga memudahkan penyelidikan. Banyak teori baru yang berkaitan dengan kejadian manusia, seperti teori evolusi oleh Charles Darwin (1809-1882) yang bertentangan dengan pandangan kejadian manusia pada Al-Qur’an, dalam buku Darwin yang berjudul “The Descent of Man” menjelaskan teori tentang perkembangan binatang-binatang menuju manusia. Menurutnya binatang yang paling maju adalah binatang Kera dengan mengalami sedikit demi sedikit perubahan dan dalam jenisnya yang paling sempurna mengarah menuju wujud manusia.

            Al-Qur’an telah mengungkapkan mengenai teori evolusi sejak 14 abad lalu. Ajaran teori evolusi telah ada dalam Al-Qur’an pada kalimat yang pertama dalam kata Alhamdulillahi Rabbil’alamin (Q.S Al-Fatihah) menunjukan bahwa Allah SWT menciptakan manusia, lalu ciptaanNya itu dipelihara, dipupuk, dibimbing sebaik-baiknya, dari keadaan serba kurang, lemah dan mentah, ke arah kesempurnaan. Adapun proses kejadian manusia dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan secara terperinci termasuk asal-usul kejadiannya, Al-Qur’an hanya menjelaskan secara garis besarnya saja.

          Ayat-ayat dalam Al-Qur’an menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna, manusia diberi akal, berbeda dengan makhluk Allah lainnya. Seperti yang terdapat dalam (Q.S. Al-A’la : 1-2) yang artinya “Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan penciptaanNya”.

            Dari penjelasan yang diberikan Al-Qur’an dapat disimpulakan bahwa manusia pada mulanya belum ada, kemudian Allah menciptakan unsur hayat yang memiliki kekuatan dan berkembang menjadi manusia. Manusia diberikan akal yang membedakannya dengan hewan dan memberi kemampuan untuk maju. Allah SWT menciptakan manusia pertama (Adam) dari tanah, yang kemudian ditiupkannya ruh yang membuat dia hidup. Manusia mencapai tingkatan yang beradab dan berkebudayaan selama perkembangan yang memakan waktu jutaan tahun. Wujud manusia oleh Allah SWT memang diciptakan untuk suatu maksud dan tujuan tertentu, yaitu beribadah kepada Allah. Allah SWT berfirman, yang artinya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu” (Q.S. Ad-Dzariat: 56)
B.     Kedudukan Manusia dalam Al-Qur’an

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT berfungsi menjadi khalifah Allah SWT di bumi, guna memakmurkannya serta memanfaatkan segala apa yang ada padanya sesuai dengan garis-garis besar haluan hidup yang ditetapkan Allah SWT. Manusia memikul amanat untuk bertaqwa dan beribadah kepadaNya dengan sejauh mungkin melaksanakan segala perintahNya serta menjauhi segala laranganNya semata-mata karena patuh dan cinta kepadaNya.

Allah SWT memberikan anugerah kepada manusia unsur-unsur potensial berupa kelengkapan, keunikan, kelemahan serta keistimewaan. Kelengkapan manusia terletak pada khalqiahnya, berupa indera dan anggota badan sebagai alat dan pusat daya karya dengan mengembangkan kekuatan fisik dan kemampuan berkarya. Keunikan manusia terletak pada sifat-sifat manusia yang selalu berubah-ubah. Kelemahan manusia terletak pada bersusah payah dalam mencapai cita-cita. Sedangkan Keistimewaan manusia dibanding makhluk lainnya adalah : manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang tertinggi dan terbaik (Q.S. Ad-Dzariat; 51:56), mempunyai peranan sebagai khalifah (Q.S. Al-An’am; 6:163), makhluk yang diberi peraturan-peraturan hidup untuk dapat melaksanakan tugas dan peranannya guna mencapai tujuan hidup.

Berpedoman pada Q.S Al-Baqarah; 2:30-36, status dasar manusia dipelopori oleh Nabi Adam as adalah sebagai khalifah. Peran yang hendaknya dilakukan oleh khalifah  sebagaimana yang telah ditunjukan AllahSWT, diantaranya adalah :
1.      Belajar ( Q.S. Al-An’am; 27:15-16 dan Al-Mukmin; 40:54). Mempelajari ilmu Allah SWT yang berwujud Al-Qur’an dan ciptaanNya,
2.      Mengajarkan Ilmu (Q.S. Al-Baqarah: 31-39). Ilmu yang diajarkan yaitu ilmu Allah SWT, Al-Qur’an dan Al-Bayan (ilmu pengetahuan).
3.      Membudayakan Ilmu (Q.S. Al-Mukmin; 40:45). Wujud membudayakan ilmu Allah SWT ini adalah tercapainya situasi pola hidup dan situasi kehidupan sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad. Dengan demikian sunnah rasul merupakan contoh perwujudan pembudayaan ilmu.

Selain apa yang telah diungkapkan diatas, satu prinsip yang harus ditanamkan dalam menjalankan status dan peranan sebagai khalifah adalah mencapai tujuan hidup, yaitu beribadah.

2 komentar:

  1. Dari Qur'an dan Injil ada fakta baru yang bisa kita ungkap tentang penciptaan evolusi manusia. Fakta tersebut:
    # Tidak ada evolusi ala Darwin, tetapi ada evolusi berbeda yang bisa kita simpulkan dari kisah-2 suci.
    # Evolus Islami adalah manusia berkembang dari raksasa berumur panjang (Nabi Adam berumur 930 tahun dan tingginya 27m) menuju manusia seperti kita yang kecil dan berumur pendek.

    Lengkapnya dapat dibaca di:
    Adam, Sebuah Cerita Tentang Manusia

    BalasHapus
  2. 🔱WAKANDATOTO🔱
    ♠ BANDAR TOGEL TERPERCAYA DAN AMAN 💯♠
    JP BERAPAPUN DI BAYAR
    ♠BO BONAFIT♠

    🔜Di Lengkapi Aplikasi BBFS 7 DIGIT🆗
    🔜Diskon Pembelian Terbesar
    ➖2D 29%
    ➖3D 59%
    ➖4D 65%

    ➖ MINIMAL BET 100
    ➖ Minimal DEPO : 10.000
    ➖ Minimal WD : 50.000
    ➖ Minimal Betting : 100 / line
    ➖ Line Invest : 50 Line
    ➖ Bonus Referral 2% (Seumur Hidup )
    ➖ CashBack / Minggu
    ➖ BBFS 7 DIGIT

    ✳ HADIAH ✳
    4D di X 3.000✔
    3D di X 400✔
    2D di X 70✔

    https://www.facebook.com/groups/659390757776446/
    PIN BBM : WAKATOTO
    Whatsapp: +855 96 250 8220
    Line : WAKANDATOTO

    bandar togel

    Wakanda Prediksi

    Link Alternatif Wakandatoto

    Togel Pasaran Makati

    BalasHapus