Senin, 05 Maret 2012

My Ar


AR-My
My Friends is My Family
Oleh : Raudya Iwana Tuzzahra

              

            Subuh yang sangat dingin, angin berderu dengan kencang, udara subuh Pulo Air yang segar cocok untuk menyegarkan jiwa seorang pelajar, yang kadang pikirannya jenuh dan kepala penuh asap memikirkan pelajaran.
Suara indah itu tiba-tiba terdengar… merdu, sangat enak didengar, itulah muratal masjid, yang selalu menjadi alarm santri untuk bangun dari tidur dan mimpi indah mereka. Aku segera bangun dari tidurku, kali ini aku bangun sendiri, tanpa dibangunkan wali asrama. Subuh ini perasaanku lega, karena masa MOS sudah berakhir seminggu yang lalu, jadi gak perlu tidur malam dan bangun juga gak kesiangan. Aku segera beranjak ke kamar mandi, untuk mencuci muka, sikat gigi, dan mengambil air wudhu. Kegiatan pagiku diawali dengan kegiatan bahasa asing, dilanjutkan dengan sholat subuh berjamaah dan mengaji Al-Qur’an di masjid……
Hari pertamaku jadi anak SMP cukup menyenangkan, aku bertemu banyak teman baru. Di sekolah ada kegiatan seleksi untuk anak baru masuk kelas akselerasi. Seleksi dilihat dari NEM UASBN, syaratnya nilai rata-rata gak kurang dari 7. Alhamdulillah… nilaiku mencukupi, aku ikuti semua tes bareng teman-temanku yang baru saja aku kenal. Sebenarnya aku ragu ikut tes ini, tapi aku pikir apa salahnya buat mencoba.
Akhirnya semua tes aku ikuti, selama hampir seminggu. Banyak teman-teman aku yang gagal dari tes ini, dan Alhamdulillah aku masih bertahan. Namun ternyata mentalku kalah, aku takut, aku merasa gak akan mampu dikelas akselerasi. Aku sudah meminta pendapat orangtuaku, tapi mereka menyerahkan semua keputusan padaku, walaupun sempat mereka menyuruhku untuk mencobanya, tetap saja hatiku ragu. Ternyata bukan aku saja yang merasa seperti itu, temanku Khodijah juga merasakan hal yang sama denganku.
Sampai pada akhirnya kami berdua bicara pada seorang guru bernama Pak Syamsul, yang pada saat itu mewawancarai kami tentang minat kami dikelas akselerasi. Tubuh pak Syamsul yang tinggi berisi, dan suaranya yang besar dan menggelegar, membuat aku dan Khodijah takut untuk bicara. Pak Syamsul banyak sekali bertanya pada Khodijah, karena Khodijah memiliki kakak yang dulu pernah bersekolah disini. Setelah menunggu pak Syamsul selesai bertanya, aku memberanikan diri untuk mengutarakan keinginanku…..
Senang rasanya, keinginanku terkabul setelah berbicara dengan Pak Syamsul, aku resmi keluar dari tes. Akhirnya aku masuk di kelas regular Ar-Rahim. Dikelas ini memang lebih banyak siswanya dari kelas akselerasi. Selama hampir sebulan aku belajar dikelas ini, tapi ternyata ada panggilan tes yang kedua untuk anak yang terpilih dari kelas regular.  Aku termasuk dalam daftar tersebut. Aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, walaupun dulu aku pernah menyia-nyiakannya.
Sepulang sekolah aku masuk ke ruang guru untuk mengikuti tes. Beberapa butir soal matematika disodorkan padaku. Aku mengerjakan soal sebisaku, tapi Alhamdulillah hasilnya tidak buruk, aku diterima di kelas akselerasi.
*****
            Kelas yang cukup nyaman, dinding berwarna krem dan cat pintu warna hijau, membuat suasana sejuk dan asri. Ar-Rahman kelas yang terdiri dari 19 siswa yang ramah, dan daddy wali kelasku yang sangat baik, membuat aku merasa nyaman disini. Sudah 2 bulan aku bersama mereka, seperti keluarga rasanya. Susah senang kami bersama, setiap ada masalah kami pecahkan bersama, kami selau bersama seperti lagu Smash.
Cepat sekali aku akrab dengan mereka, dikelas ini aku berteman dekat dengan Icha. Mungkin memang aku harus bersama mereka hingga 2 tahun mendatang. Banyak pengalaman berkesan bersama mereka yang akan aku ingat selalu.

 

                                                                *****
Tak terasa 2 tahun begitu cepat berlalu. Kini kami berjuang menghadapi ujian nasional yang seharusnya kami hadapi setahun yang akan datang, namun inilah kelas akselerasi yang semuanya terasa begitu cepat. Aku harus menyesuaikan diri, bergabung bersama kakak kelas yang sekarang menjadi satu angkatan denganku. Pemantapan dan try out kami jalani, rasa takut dan tegang menghantui kami.
Begitu beberapa hari menjelang UN, aku dengan teman-teman makan bersama untuk membuat rileks fikiran. Canda tawa mewarnai moment ini. Ingin rasanya tetap bersama, namun inilah hidup “ jika ada sebuah pertemuan maka akan ada sebuah perpisahan”.

        

            Perjalanan hidup memang panjang. Membawa pertemuan dan perpisahan. Hari ini aku bertemu, besok aku berpisah. Namun seiring waktu berjalan kita tetap harus menjalani hidup ini dan memikirkan tujuan masa depan kita. Walaupun persahabatan ini bukan yang pertama bagiku, tetapi satu persahabatan inilah yang dapat membuat hari – hari dalam hidupku menjadi lebih bermakna.

Hidayah


Tersesat, Dan Akhirnya Ku Kembali Pada-Nya
Oleh : Raudya Iwana
Melbourne…. Sebuah kota di Australia yang indah dan tertata, menjadi tujuan Tika yang berkebangsaan Indonesia untuk bekerja. Tika adalah seorang gadis cantik, tinggi, berkulit putih, cerdas, dan memiliki senyum indah dan menarik. Tak heran, di Melbourne Tika memiliki banyak teman, tak pernah ia merasa sendiri, seakan kebahagiaan yang selalu menghampiri.
            Lama ia menetap, tak asing lagi baginya budaya orang-orang barat. Berfoya-foya, tak ada batas kedekatan antara laki-laki dan perempuan. Awalnya ia tak peduli, dan berfikir bahwa “itulah mereka dan inilah aku yang kesini hanya untuk bekerja”. Ia berfikir seakan-akan dia akan aman dari nafsu dan godaan kehidupan jahiliyah yang menjadi latar dimana tempat ia bekerja.
            Namun itulah manusia, yang kadang tidak bisa memegang prinsip. Seiring dengan banyaknya teman-teman Tika yang bule, Tika terbawa oleh nafsu dunia. Cara berpenampilannya sudah berubah, dan agak sedikit terbuka. Keluar masuk bar dan berpesta, kini sudah menjadi budayanya.dekat dengan banyak laki-laki, dipeluk, dan minum, semuanya seolah membuat Tika nyaman dan bahagia, tersenyum dengan hidup ala jahiliyah bersama teman-temannya.
            Terbiasa dengan kehidupan seperti itu, akhirnya Tika menemukan sosok laki-laki yang ia cintai. Mereka berdua terikat dalam hubungan yang biasa disebut pacaran. Kemana pun Tika pergi, ia selalu ditemani pacarnya. Berpose didepan kamera tak pernah terlupakan untuk mengabadikan kemesraan. Namun hubungan itu tak berjalan lama, semuanya harus berakhir. Kini sosok yang selalu ada didekatnya dan melindunginya, sudah tak ada lagi.
            Ditengah kehidupannya yang sudah hampir terlewat batas, datang sebuah hidayah dari Allah SWT. Tak tau mulanya apa yang membuat hidayah itu dating, namun jika Allah sudah berkehendak semuanya bias terjadi. Hatinya pun terbuka, menyambut ajaran agama yang hakiki.
            Tak mudah untuk merubah segalanya, banyak cobaan, dan tak berjalan mulus. Namun kekuatan hati Tika bisa mengalahkan itu semua, walau fitnah kadang menemani dalam perjalanannya menuju jalan illahi. Kini Tika menjadi sorang muslimah berkerudung, meninggalkan kehidupannya yang lalu dan menata hidup baru yang lebih baik. Dalam proses kembali menuju jalan illahi, Tika bertemu dengan sahabat-sahabat baru, yang benar mengerti dirinya serta membuat ia nyaman dan bahagia ada disekitar mereka.
            Tika memutuskan kembali ke Indonesia, meninggalkan Melbourne dan dunia jahiliyah yang menemaninya selama ini. Kini ia kembali ke jalan Illahi Rabbi, menjadi muslimah sejati di jalan hakiki.

Kamis, 01 Maret 2012

Manusia Purba


Laporan Fosil Manusia Purba
Yang Ditemukan Di Indonesia

          Manusia Pertama diperkirakan muncul pada zaman pleistosen bawah, kurang lebih 600.000 tahun sampai 300.000 tahun yang lalu.

            Di Indonesia, peninggalan fosil manusia purba sebagian besar ditemukan di Pulau Jawa, terutama Jawa Tengah & Jawa Timur. Berikut beberapa fosil yang berhasil ditemukan di Indonesia :


No
Tahun Penemuan
Penemu
Tempat Penemuan
Nama fosil
1
Tahun 1936-1941
Ralph Von Koeningswald
Sangiran (Kabupaten Sragen, Jawa Tengah)
Meganthoropus paleojavanicus
2
Tahun 1936
Weidenreich & Ralph Von Koeningswald
Perning, Mojokerto, Jawa Timur

Pithecanthropus mojokertensis

3
Tahun 1891
Eugene Dubois
Desa Trinil, lembah Bengawan Solo, Jawa Tengah
Pithecanthropus erectus
4
Tahun 1931-1933
Ter Haar, Oppenoorth, & Ralph Von Koeningswald
Desa Ngandong, lembah Bengawan Solo
Pithecanthropus soloensis
5
Tahun 1889
Van Reictshotten
Desa Wajak, Tulungagung
Homo wajakensis
6
-
Van Reictshotten
-
Homo sapiens
7
Tahun 1939
GHR von Koeningswald
Desa Trinil
Pithecanthropus robustus

          Selain di Indonesia, jejak manusia purba juga ditemukan di tempat-tempat lain, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Penemuan ini sangat membantu para ahli dalam mencari dan mempelajari jejak manusia purba dan kebudayaannya baik di Indonesia maupun di dunia.


Laporan Ciri-ciri Biologis
Manusia Purba Di Indonesia


Perkembangan bilogis atau fisik manusia berkaitan erat dengan terjadinya proses evolusi manusia. Proses evolusi biologis merupakan proses perubahan secara berangsur-angsur dalam jangka waktu lama yang berkaitan dengan sikap tubuh dan cara bergerak, perubahan fungsi bagian tertentu tubuh manusia, perubahan bentuk dan volume kepala, perkembangan fungsi alat indera terutama hidung dan mata. Berikut beberapa penjelasan mengenai perubahan biologis fungsi & bentuk tubuh manusia :

a.       Sikap tubuh dan cara bergerak
Satu hal penting yang menunjukkan adanya evolusi dikaitkan dengan sikap tubuh dan cara bergerak ini sikap berdiri tegak. Menurut para ahli evolusi, proses menuju sikap berdiri tegak diawali dari kemampuan duduk tegak, berlari tegak, berjalan tegak dan terakhir dengan berdiri tegak untuk waktu yang lama. Dalam proses ini terjadi perubahan struktur pada bagian tulang belakang manusia, berpindahnya titik berat badan pada bagian bawah badan yang memiliki kemampuan untuk menopang berat badan secara keseluruhan. Disamping tulang belakang, tulang-tulang tungkai, tulang paha, tulang kering, tulang jari kaki juga semakin kuat untuk menopang badan.
b.       Perubahan fungsi bagian tertentu tubuh manusia
Fungsi jari kaki mengalami reduksi oleh karena tidak lagi dipakai lagi untuk mencengkeram, tetapi lebih pada untuk berpijak. Akibat kemampuan berdiri tegak, maka tangan tidak lagi berfungsi sebagai penunjang badan. Bagian lengan seluruhnya dapat bergerak leluasa, sehingga lebih mudah menggunakan tangan untuk menggenggam dan pekerjaan-pekerjaan cermat lainnya. Evolusi tangan kemudian berpengaruh terhadap evolusi budaya. Karena fungsi tangan tidak lagi sebagai penunjang badan, dan sebaliknya dapat bergerak bebas maka tangan memiliki kemampuan memakai, membawa, membuat alat dan banyak aktivitas lainnya.
c.       Evolusi kepala
Kepala atau tengkorak terdiri dari tengkorak bagian muka dan tengkorak otak. Oleh karena itu evolusi kepala berhubungan erat dengan evolusi muka, sebagai bagian paling atas sistem pencernaan dan pernafasan serta volume otak. Evolusi muka diantaranya berkaitan dengan struktur otot-otot muka, geraham, gigi, rahang, kening, dagu, tulang pipi dan otot tengkuk. Sementara yang berkaitan dengan evolusi otak, berkaitan dengan besar atau volume otak dan struktur otak. Pembesaran volume otak itu tentu saja berpengaruh terhadap bentuk tengkorak (meninggi, membulat ke muka, samping dan belakang). Disamping itu evolusi volume otak tentu juga berpengaruh terhadap evolusi budaya.
d.      Evolusi alat pembau (hidung)
Peranan alat pembau menjadi berkurang. Hal ini berakibat pada perubahan rongga hidung yang tidak lagi menghadap ke depan dan bagian otak yang berhubungan dengan pembauan mengalami reduksi.
e.       Evolusi alat penglihat (mata)
Berlawanan dengan alat pembau yang mengalami reduksi, alat penglihat menjadi lebih sempurna baik dalam hal struktur maupun fungsi ketajaman melihat.

Perubahan biologis tersebut di atas secara keseluruhan berpengaruh terhadap perkembangan bio-sosial (manusia sebagai makluk sosial) yang mencakup kemampuan pembuatan alat, organisasi sosial dan komunikasi dengan bahasa.   


           

















Kronologis Perkembangan Biologis Manusia Purba
Terprimitif-Termodern


a. Meganthropus paleojavanicus

Meganthropus paleojavanicus (manusia besar tertua dari Jawa) adalah jenis manusia purba yang paling tua (primitif) yang pernah ditemukan di Indonesia (Jawa). Fosil Meganthropus paleojavanicus pertama kali ditemukan oleh arkeolog, von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di situs Sangiran pada formasi Pucangan. Fosil yang ditemukan antara lain berupa fragmen tulang rahang atas dan bawah serta sejumlah gigi lepas. Hingga saat ini Meganthropus dikategorikan sebagai jenis manusia purba yang terpisah (berbeda) dari Homo erectus.
Berdasarkan hasil penemuan fosil-fosilnya para ahli menyimpulkan bahwa Meganthropus paleojavanicus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  Hidup pada masa Pleistosen awal
  Memiliki rahang bawah yang sangat tegap dan geraham yang besar
  Memiliki bentuk gigi yang homonim
  Memiliki otot-otot kunyah yang kuat
  Bentuk mukanya masif dengan tulang pipi yang tebal, tonjolan kening yang mencolok dan tonjolan belakang kepala yang tajam serta tidak memiliki dagu.
  Memakan jenis tumbuh-tumbuhan

b. Pithecanthropus
Pithecanthropus (manusia kera) adalah jenis manusia purba yang fosil-fosilnya paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus pertama kali ditemukan oleh arkeolog dari Belanda, Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil, Ngawi berupa atap tengkorak dan tulang paha. Berdasarkan temuannya tersebut Dubois menamainya dengan Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berdiri tegak). Disamping Pithecanthropus erectus jenis Pithecanthropus lainnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus robustus (manusia kera yang besar), dan Pithecanthropus mojokertensis (manusia kera dari Mojokerta).
Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, Pithecanthropus memiliki ciri berikut:

  Pithecanthropus hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah (1 juta hingga 1,5 juta tahun silam)
  Tinggi badan sekitar 168 – 180 cm dengan berat badan rata-rata 80 – 100 kg
  Berjalan tegak
  Volume otaknya sekitar 775 cc – 975 cc
  Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata
  Bentuk tubuh dan anggota badan tegap
  Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
  Bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
  Bentuk kening yang menonjol sangat tebal
  Bentuk hidung tebal
  Tidak memiliki dagu
  Bagian belakang kepala tampak menonjol
 
c. Homo Sapiens
Diantara fosil yang berhasil ditemukan di Indonesia adalah jenis Soloensis (dari Solo) dan Wajakensis (dari Wajak, Mojokerto). Secara umum Homo Sapiens memiliki ciri yang lebih progresif dibanding Pithecantropus.
Secara khusus ia memiliki ciri-ciri berikut:

  Volume otak bervariasi antara 1000 – 1450 cc
  Otak besar dan otak kecil sudah berkembang (terutama pada bagian kulit otaknya)
  Tinggi badan sekitar 130 – 210 cm dengan berat badan rata-rata 30 – 150 kg.
  Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi
  Otot tengkuk mengalami penyusutan
  Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
  Berjalan dan berdiri tegak sudah lebih sempurna

            Dari beberapa penjabaran diatas mengenai ciri biologis, sudah dapat disimpulkan bahwa dari masing-masing periode kehidupan manusia, memiliki ciri fisik yang berbeda sesuai dengan cara hidup manusia purba pada zamannya.











Tinjauan Al-Qur’an Tentang Manusia

A.    Kejadian Manusia dalam Al-Qur’an

            Masalah kejadian manusia yang sejak abad ke-19 selalu mendapat perhatian penting pada saat ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat sehingga memudahkan penyelidikan. Banyak teori baru yang berkaitan dengan kejadian manusia, seperti teori evolusi oleh Charles Darwin (1809-1882) yang bertentangan dengan pandangan kejadian manusia pada Al-Qur’an, dalam buku Darwin yang berjudul “The Descent of Man” menjelaskan teori tentang perkembangan binatang-binatang menuju manusia. Menurutnya binatang yang paling maju adalah binatang Kera dengan mengalami sedikit demi sedikit perubahan dan dalam jenisnya yang paling sempurna mengarah menuju wujud manusia.

            Al-Qur’an telah mengungkapkan mengenai teori evolusi sejak 14 abad lalu. Ajaran teori evolusi telah ada dalam Al-Qur’an pada kalimat yang pertama dalam kata Alhamdulillahi Rabbil’alamin (Q.S Al-Fatihah) menunjukan bahwa Allah SWT menciptakan manusia, lalu ciptaanNya itu dipelihara, dipupuk, dibimbing sebaik-baiknya, dari keadaan serba kurang, lemah dan mentah, ke arah kesempurnaan. Adapun proses kejadian manusia dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan secara terperinci termasuk asal-usul kejadiannya, Al-Qur’an hanya menjelaskan secara garis besarnya saja.

          Ayat-ayat dalam Al-Qur’an menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna, manusia diberi akal, berbeda dengan makhluk Allah lainnya. Seperti yang terdapat dalam (Q.S. Al-A’la : 1-2) yang artinya “Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan penciptaanNya”.

            Dari penjelasan yang diberikan Al-Qur’an dapat disimpulakan bahwa manusia pada mulanya belum ada, kemudian Allah menciptakan unsur hayat yang memiliki kekuatan dan berkembang menjadi manusia. Manusia diberikan akal yang membedakannya dengan hewan dan memberi kemampuan untuk maju. Allah SWT menciptakan manusia pertama (Adam) dari tanah, yang kemudian ditiupkannya ruh yang membuat dia hidup. Manusia mencapai tingkatan yang beradab dan berkebudayaan selama perkembangan yang memakan waktu jutaan tahun. Wujud manusia oleh Allah SWT memang diciptakan untuk suatu maksud dan tujuan tertentu, yaitu beribadah kepada Allah. Allah SWT berfirman, yang artinya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu” (Q.S. Ad-Dzariat: 56)
B.     Kedudukan Manusia dalam Al-Qur’an

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT berfungsi menjadi khalifah Allah SWT di bumi, guna memakmurkannya serta memanfaatkan segala apa yang ada padanya sesuai dengan garis-garis besar haluan hidup yang ditetapkan Allah SWT. Manusia memikul amanat untuk bertaqwa dan beribadah kepadaNya dengan sejauh mungkin melaksanakan segala perintahNya serta menjauhi segala laranganNya semata-mata karena patuh dan cinta kepadaNya.

Allah SWT memberikan anugerah kepada manusia unsur-unsur potensial berupa kelengkapan, keunikan, kelemahan serta keistimewaan. Kelengkapan manusia terletak pada khalqiahnya, berupa indera dan anggota badan sebagai alat dan pusat daya karya dengan mengembangkan kekuatan fisik dan kemampuan berkarya. Keunikan manusia terletak pada sifat-sifat manusia yang selalu berubah-ubah. Kelemahan manusia terletak pada bersusah payah dalam mencapai cita-cita. Sedangkan Keistimewaan manusia dibanding makhluk lainnya adalah : manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang tertinggi dan terbaik (Q.S. Ad-Dzariat; 51:56), mempunyai peranan sebagai khalifah (Q.S. Al-An’am; 6:163), makhluk yang diberi peraturan-peraturan hidup untuk dapat melaksanakan tugas dan peranannya guna mencapai tujuan hidup.

Berpedoman pada Q.S Al-Baqarah; 2:30-36, status dasar manusia dipelopori oleh Nabi Adam as adalah sebagai khalifah. Peran yang hendaknya dilakukan oleh khalifah  sebagaimana yang telah ditunjukan AllahSWT, diantaranya adalah :
1.      Belajar ( Q.S. Al-An’am; 27:15-16 dan Al-Mukmin; 40:54). Mempelajari ilmu Allah SWT yang berwujud Al-Qur’an dan ciptaanNya,
2.      Mengajarkan Ilmu (Q.S. Al-Baqarah: 31-39). Ilmu yang diajarkan yaitu ilmu Allah SWT, Al-Qur’an dan Al-Bayan (ilmu pengetahuan).
3.      Membudayakan Ilmu (Q.S. Al-Mukmin; 40:45). Wujud membudayakan ilmu Allah SWT ini adalah tercapainya situasi pola hidup dan situasi kehidupan sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad. Dengan demikian sunnah rasul merupakan contoh perwujudan pembudayaan ilmu.

Selain apa yang telah diungkapkan diatas, satu prinsip yang harus ditanamkan dalam menjalankan status dan peranan sebagai khalifah adalah mencapai tujuan hidup, yaitu beribadah.